Betapa bangganya jika kita punya teman yang
baik hati, murah senyum suka nolong lagi. Ibarat semut kitapun akan berkumpul
disekeliling teman yang bak gula tersebut, kita akan membanggakannya,
mengasihinya, membelanya bahkan menaruh kesetiaan padanya. Jika pada teman yang
manis saja kita begitu mencintainya, tidakkah pula pada Rasul kita yang amat
mulia?
Tidakkah kita ingat kisah seorang pengemis
yahudi buta di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, kepada setiap orang yang lewat
dia selalu melontarkan kalimat yang mejelek-jelekkan Muhammad, tapi apa yag
dilakukan Rasul kita? Setiap pagi Rasulullah saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan
tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah saw menyuapi makanan yang dibawanya kepada
pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang
yang bernama Muhammad.
Sampai suatu ketika Abu Bakar yang baru
diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw, berusaha menggantikan
perannya tersebut, Abu Bakar ra. mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan
itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah
sambil berteriak, “siapakah kamu ?”. Abubakar r.a menjawab, “aku orang yang
biasa”. “Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si
pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang
dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu
menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya
setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”, pengemis itu
melanjutkan perkataannya.
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air
matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang
yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang
mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu
mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah
demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia
begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan
Abubakar r.a.
Kita juga mungkin pernah mendengar kisah
Rasulullah diludahi seorang wanita tua setiap ia lewat di depan rumahnya,
hingga suatu hari ia tak mendapati luncuran ludah itu dan ternyata wanita tua
tersebut sudah beberapa hari terbaring sakit, apa yang dilakukan Rasul kekasih
kita? Ia menjenguknya, takjub dan malu si wanita bertanya, “Wahai Muhammad,
kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”
Nabi menjawab, “Aku yakin, engkau
meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau
mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.”
Mendengar ucapan bijak dari utusan Allah
swt ini, si wanita menangis dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat,
“Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.” Lantas si
wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Kepada orang yang memusuhinya saja demikian
luhur budipekertinya, bagaimana pula pada saudaranya seiman. Saat shalat
berjamaah saja ketika beliau berniat memanjangkan bacaannya, tiba-tiba
terdengar tangisan anak, segera beliau memendekkan shalatnya. Pun demikan pada
binatang, beliau melarang menyembelih dengan pisau tumpul dan tidak membiarkan
binatang lain menyaksikan binatang lainnya disembelih, dan banyak lagi akhlak
mulia Rasulullah saw, hingga tak kan cukup berjilid buku menuliskannya.
Belia, alangkah sedihnya jika kita menghabiskan kehidupan ini hanya untuk
membuntuti manusia - manusia yang dianggap mempesona hanya karena terlihat
cantik dan tampan. Padahal mereka adalah orang-orang yang bisa jadi
menjerumuskan kita pada api neraka. Kesedihan besar manalagi yang bisa menimpa
manusia, kecuali mereka yang mengakui Rasulullah sebagai teladan hidupnya
tetapi di akhirat kelak Rasulullah tidak mengakuinya dan kita tidak pernah
sesaatpun menyaksikan wajahnya yang bercahaya dan mencium aroma kenabiannya.
Ah, sungguh rindu kami padamu Yaa Rasul …”
Maka kesuksesan hidup manalagi yang kamu inginkan yang tidak
dicontohkan oleh Rasulullah saw. Senada dengan pepatah modern yang mengatakan
“Jika engkau ingin menjadi orang besar, maka milikilah seorang pahlawan“. Maka
kini saatnya kita tunjuk satu bintang. Tak ada seorangpun pahlawan yang
sempurna, seorang bintang yang pantas jadi idola, bahagia di dunia bahkan telah
dijamin masuk syurga kecuali Rasulullah Muhammad saw. Maka ikutilah jejaknya,
contoh perilakunya, dan ta’atilah perintahnya. Niscaya kita menyusulnya menjadi
manusia mempesona yang sukses di dunia dan akhirat kelak. Amin !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar