Selasa, 01 Juli 2014

Kamu Yang Mudah Silau Dengan Kebaikan

Betapa bangganya jika kita punya teman yang baik hati, murah senyum suka nolong lagi. Ibarat semut kitapun akan berkumpul disekeliling teman yang bak gula tersebut, kita akan membanggakannya, mengasihinya, membelanya bahkan menaruh kesetiaan padanya. Jika pada teman yang manis saja kita begitu mencintainya, tidakkah pula pada Rasul kita yang amat mulia?
Tidakkah kita ingat kisah seorang pengemis yahudi buta di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, kepada setiap orang yang lewat dia selalu melontarkan kalimat yang mejelek-jelekkan Muhammad, tapi apa yag dilakukan Rasul kita? Setiap pagi Rasulullah saw  mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah saw  menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Sampai suatu ketika Abu Bakar yang baru diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw, berusaha menggantikan perannya tersebut, Abu Bakar ra. mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “siapakah kamu ?”. Abubakar r.a menjawab, “aku orang yang biasa”. “Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
Kita juga mungkin pernah mendengar kisah Rasulullah diludahi seorang wanita tua setiap ia lewat di depan rumahnya, hingga suatu hari ia tak mendapati luncuran ludah itu dan ternyata wanita tua tersebut sudah beberapa hari terbaring sakit, apa yang dilakukan Rasul kekasih kita? Ia menjenguknya, takjub dan malu si wanita bertanya, “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”
Nabi menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.”
Mendengar ucapan bijak dari utusan Allah swt ini, si wanita menangis dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat, “Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.” Lantas si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Kepada orang yang memusuhinya saja demikian luhur budipekertinya, bagaimana pula pada saudaranya seiman. Saat shalat berjamaah saja ketika beliau berniat memanjangkan bacaannya, tiba-tiba terdengar tangisan anak, segera beliau memendekkan shalatnya. Pun demikan pada binatang, beliau melarang menyembelih dengan pisau tumpul dan tidak membiarkan binatang lain menyaksikan binatang lainnya disembelih, dan banyak lagi akhlak mulia Rasulullah saw, hingga tak kan cukup berjilid buku menuliskannya.
Belia, alangkah sedihnya jika kita menghabiskan kehidupan ini hanya untuk membuntuti manusia - manusia yang dianggap mempesona hanya karena terlihat cantik dan tampan. Padahal mereka adalah orang-orang yang bisa jadi menjerumuskan kita pada api neraka. Kesedihan besar manalagi yang bisa menimpa manusia, kecuali mereka yang mengakui Rasulullah sebagai teladan hidupnya tetapi di akhirat kelak Rasulullah tidak mengakuinya dan kita tidak pernah sesaatpun menyaksikan wajahnya yang bercahaya dan mencium aroma kenabiannya. Ah, sungguh rindu kami padamu Yaa Rasul …”
Maka kesuksesan hidup manalagi yang kamu inginkan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw. Senada dengan pepatah modern yang mengatakan “Jika engkau ingin menjadi orang besar, maka milikilah seorang pahlawan“. Maka kini saatnya kita tunjuk satu bintang. Tak ada seorangpun pahlawan yang sempurna, seorang bintang yang pantas jadi idola, bahagia di dunia bahkan telah dijamin masuk syurga kecuali Rasulullah Muhammad saw. Maka ikutilah jejaknya, contoh perilakunya, dan ta’atilah perintahnya. Niscaya kita menyusulnya menjadi manusia mempesona yang sukses di dunia dan akhirat kelak. Amin !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar