Betapa banyak manusia yang begitu terobsesi oleh kecantikan dan
keindahan. Apapun dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang indah dan paras yang
alamak cantiknya. Mulai dari diet sampai pelet, aerobik dan operasi plastik,
minum obat tradisional atau bayar konsultan
mahal, ketok sana magic sini, permak sana permak sini. Apapun mau
dilakukan berapapun harganya yang penting dia bisa cantik dan menarik seperti
bintang-bintang televisi yang setiap hari ditongkronginya. Bahkan rupanya kekagumannya tidak hanya
berhenti dengan dibuktikan melaui peniruan terhadap penampilannya saja
melainkan melebar kepada makanan favoritnya, lagu kesukaannya, arsitektur
kamarnya bahkan hampir keseluruhan gaya hidup si cakep ditirunya, sampai-sampai
kecoa di kamar mandinya sampai anjing penjaga rumahnya ikutan beken karenanya,
bener. Itu hanya dari satu artis idola yang punya modal tampang apalagi yang
punya pesona lainnya.
Sedihnya para pemuja ketampanan ini bukan saja dari mereka yang
memang tidak punya pegangan kehidupan dan tidak tahu tauladan dalam
kehidupannya, melainkan mereka yang jika ditanya siapakah idola hidup kamu ?
Dengan sigap dia menjawab Rasulullah Muhammad saw.
Tidakkah dia mengetahui bahwa Rasulullah dikagumi sebagai nabi
bukan karena akhlaknya saja yang tiada bandingnya, tapi juga karena
penampilannya yang begitu mempesona. Jabir bin Samrah pernah memberikan
kesaksian, “Aku pernah melihat Nabi pada suatu malam idhhiyan (malam terang
benderang, rembulan bersinar dan tak ada awan). Aku memandang beliau dan
memandang bulan secara bergantian. Sungguh beliau lebih indah daripada rembulan
dalam pandanganku.” (HR. Ad-Darimi dan Al-Baihaqi)
Abu Hurairah juga berkata, “Aku tak melihat sesuatu yang lebih
bagus dari Rasulullah. Seakan-akan sang mentari merambah di wajahnya …” (HR.
Tirmidzi dan Al-Baihaqi).
Asy-Syaikani meriwayatkan dari Al-Barra, ia berkata, “Rasulullah
SAW mempunyai bahu yang bidang. Rambut beliau mencapai cuping telinga. Sungguh
aku tak melihat sesuatu yang lebih bagus dari beliau.” Bentuk wajahnya
digambarkan, “Bahkan seperti mentari dan rembulan dengan bentuknya yang bulat.”
Tubuhnya pun ideal, “Rasulullah adalah orang yang paling bagus wajahnya, paling
baik ciptaannya, tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek.”
Dalam riwayat muslim disebutkan, “ … Kulitnya putih bersih dan
wajahnya bersinar.”
Mahrasy Al Ka’bi, berkata, “Pada suatu malam nabi melakukan
umrah dari Ji’ranah, lalu aku melihat punggungnya, seakan-akan beliau adalah
leburan perak.”
Hindun binti Abu Halah menguraikan sifat Rasulullah dengan panjang
lebar, “Badan Rasulullah besar perkasa, wajahnya berkilau laksana pijar
rembulan di malam purnama, besar ukuran kepalanya, rambutnya berombak. Warna
kulitnya putih berseri, lebar dahinya, lebat alisnya serta panjang, tapi
pangkal keduanya tidak sampai bertemu. Di antara keduanya ada jarak berupa
lekukan-lekukan yang seakan mengusir kesan marah. Mancung hidungnya, seakan
disana ada sinarnya. Jenggotnya lebat dan matanya hitam. Kulit pipinya halus.
Mulutnya lebar. Giginya putih mengkilat dan agak renggang. Rambutnya lembut.
Leher jenjang dengan postur tubuh yang kekar dan gempal. Perut dan dada rata.
Dadanya bidang, begitu pula bahunya. Lengannya panjang. Telapak tangan dan
kakinya lebar serta tebal. Jari-jarinya panjang. Lekukan telapak kakinya
sedang. Jalannya cepat sekali, seakan melintasi jalan menurun. Apabila menoleh,
semua anggota badannya ikut bergerak. Ia lebih banyak memandang ke tanah
daripada memandang langit …”
Memandangnya saja begitu mengagumkan apalagi jika berdekatan dan
merasakan sentuhannya. Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqash. Ia
berkata, “Aku sedang sakit di Makkah. Lalu Rasulullah masuk ke rumahku untuk
menjenguk. Beliau meletakkan tangan di kening lalu diusapkannya ke wajah, dada
dan perutku. Masih dapat kurasakan elusan dingin tangan beliau di dalam kalbuku
walau sudah berlalu satu jam lamanya.”
Asy Syaikani meriwayatkan dari Anas, ia berkata, “Aku belum
pernah menyentuh kain beludru dan sutra yang lebih lembut dari telapak tangan
Rasulullah. Dan aku belum pernah mencium bau minyak wangi dan anbar (jenis
minyak wangi) yang lebih harum dari aroma Rasulullah.“
Sungguh penampilan Rasulullah adalah penampilan yang ideal dan
proporsional, bahkan andaikata kita melihat Rasulullah secara langsung, Sang
Lelaki, Miss Universe, Putri Indonesia di jamin tak akan kebagian tempat di
hati kita. Dari karisma penampilan fisiknya saja orang bisa begitu terpesona
dan meyakini bahwa dialah nabi terakhir yang diturunkan untuk seluruh manusia
sebagai tauladan hidup baginya.
Abdullah bin Salam berkata, “Ketika Nabi datang pertama kali di
Madinah, aku mendekatinya untuk melihat. Setelah wajahnya dapat kulihat dengan
jelas, aku langsung tahu, wajah itu bukan tipe pembohong.“ Abdullah bin Rawahah
menjelaskan, “Meski tidak ada ayat-ayat yang menjelaskannya, niscaya hanya
dengan pandangannya saja sudah
menjelaskan kabar kenabiannya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar